kumpulan-kumpulan puisi
Senin, 25 April 2016
puisi tentang hari kartini
Semangatmu Kartini
Penulis: Salva
habis gelap terbitlah terang
hal itulah yang ada di benakmu
dimana tidak ada pembatas
antara kita dan mereka
ingin kau hapuskan pembatas itu
ingin kau tunjukan pada meraka
bahwa tiada yang beda antara
kau kami dan mereka
kau korbankan jiwa ragamu
hidup matimu hanya untuk itu
kau percaya semangat
bahwa kami bisa yang mereka lakukan
usaha semangatmu tak pernah padam
walau banyak caci maki menghadang
kau ingin hapuskan dinding perbedaan
untuk selama-lamanya
hingga pada akhirnya kami pun
memetik hasil jerih payahmu
kartini kau tunjukan kau bisa
Kartini kau inspirasi kami
kartini kau inspirasi wanita negri ini
kartini kau ibu bagi kami
terima kasih atas jasa-jasamu
jasa-jasa yang telah menuntun kami
menjadi orang yang pantang menyerah
menjadi orang yang tak putus asa
terima kasih kartini
doa kami selalu bersamamu
-Selamat Hari Kartini-
Puisi Untuk Ibu Kartini
Penulis: SchatzRockstar
Ibu Kartini....
Meski kau telah tiada..
Namun semangatmu yang membara..
Masih membajar hati kaum wanita Indonesia..
Lihatlah kini kartini-kartini modern..
Yang terus berjuang dalam semangatmu..
Maafkan aku yang terlalu tenggelam dalam kesibukanku..
Hingga hampir melupakan jasamu yg telah mengangkat derajat kaumku wanita..
Wahai Ibu Kartini..
Hadirmu cerahkan nurani..
Perjuanganmu menjadi obsesi..
Dan jasamu telah terpatri dalam insan pertiwi..
Ingin kurasakan lagi hadirmu..
Yang selalu menyemangati jiwa..
Dan mengingatkan kembali..
Bahwa habislah gelap terbitlah terang..
Maka sebagai wujud penghormatan kami...
Hari kelahiranmu kami peringati..
Selamat Hari Kartini.
Putri Ksatria
Oleh: Pauline Angelina
Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi
Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli
Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang
Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa
Dan semua itu kini sirna
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara
Perempuan bebas
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka
Tak ada lagi luka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria
Inilah hasil perjuangan
Jerih payah dalam pergolakan
Wahai Kartini yang diagungkan
Kau putri ksatria pujaan perempuan
Surat Untukmu di Masa Lalu
Penulis: Lionel
Raden... Keluargamu terhormat...
Ajeng... Dirimu indah...
Kartini... Itulah kamu dikenal...
Namamu bagai lukisan yang penuh warna...
Bukumu mengubah sejarah...
Mengubah takdir perempuan...
Mengubah kekejaman masa lampau...
Biarkan kami berkarya bebas...
Masa lalu kini beralih dan telah kutulis...
Menulis untukmu kisahku kini...
Dunia yang kau nanti sudah terbukti...
Wanita sungguh maju dan tetap berbakti...
Mata yang cerah kadang penuh emosi...
Menahan air mata dan senyum rapuh tersunting di wajahnya...
Dipaksakan mencinta walau hati tak ingin...
Terus berontak menghapus kegelapan...
Namamu terus dikumandangkan...
Revolusi wanita tak ingin disia-siakan...
Kini kami disejajarkan...
Terus buktikan kamilah penerusmu ya Raden...
Alunan lagu bawakan haru biru...
Tentang semua tentang dirimu...
Sepucuk surat untukmu masa lalu...
Kuharap kau bisa baca semua itu...
Dirimu terlelap di usia muda...
Tapi karyamu terus berkelana...
Tak kenal batas bagai burung terbang bebas...
Sampai kini masih kami kenang ya Raden...
Terang kini telah terbit...
Senyum telah kembali bangkit...
Yang berlalu takkan pernah diungkit...
Kami inilah para penerusmu Kartini...
Puisi Hari Kartini
Karya : Minderway
Saat negeri kincir berkipas ria
Hidup seorang pemudi
Bertanah air Indonesia
Ialah Kartini
Lahir di Jepara
Dengan senyuman yang ria
Dan kecantikannya...
Menabur pesona Indonesia
Ia lahir untuk satu tujuan
Menunjukan kepada seluruh umat
Bahwa... Wanita tak sekedar bujangan
Melainkan sebagai jemaat
Ia berkorban demi...
Mengangkat derajat wanita
Mengharumkan melati
Menjadikannya sempurna
Berusaha tetap maju
Bersikeras mulia
Membangun kerajaan baharu!
Pria dan wanita
Tatkala ia bergobar hati
Ia terus bangkit dan berjuang
Menghadapi kepahitan negeri
Bahwa wanita adalah pejuang!
Sungguh ialah seorang pahlawan
Sebab ia telah menang!
Menyadarkan lawan
Untuk berpikir panjang
Hai kawan-kawanku
Janganlah merendahkan wanita
Sama halnya dengan ibu
Ialah yang membawa kita semua
Hendaknya kita menyadari
Betapa pilu perjuangan ia
Menyinari bahari
Mari rayakan harinya bersama!
Puisi Untuk Ibu Kartini
Penulis: Red face
Ibu Kartini
Kau adalah teladan bagi kami
Kau sejajarkan kami di mata dunia
Kau adalah cerminan bagi kami
Ibu Kartini
Meski kau telah tiada
Namun semangat dan perjuanganmu
Masih menyemangati kaum hawa di seluruh nusantara
untuk ikut berperan serta dalam pembangunan bangsa Indonesia
Lihatlah kini kartini-kartini sekarang
Yang terus berjuang dalam semangatmu
Mulai dari guru sampai capres
Mulai dari dapur sampai Istana
Semua kini bisa berkarya
Walaupun terkadang masih direndahkan
Walau terkadang masih dilecehkan
Tapi
Mereka kini bisa berkarya
Tidak hanya sekedar meminta
Dan sekedar menerima
Lihatlah ibu
Betapa agung perjuanganmu
Kini aku bisa ikut berbangga
Melihat hasil perjuanganmu
Sekarang para kartini muda
Selamat hari Kartini.. Terima kasih Ibu Kartini
puisi tentang ilmu pengetahuan
BUKU
Kau tempatku menabur ilmu...
Kau jendela di hidupku...
Kau tempatku goreskan jutaan pena...
Namun, terkadang orang mengabaikannya...
Kau tertumpuk deraian debu...
Buku ...
Kau tempatku berbagi rasa....
Meski engkau hanya diam membisu...
Lembaran demi lembaran yang terisi...
Tertancap keindahan ilmu menawan...
Terselip kata demi kata...
Yang mengisi hari-harimu...
Buku...
Kau tempatku goreskan pena...
Goresan pena kini tertancap di badanmu...
Jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Kau tempatku lukiskan keindahan...
Kau tempatku berbagi kesakitan....
Buku...
Kau yang mengajariku arti kehidupan...
Tiada pantas hidup ini kulewati...
Tanpa engkau di sisiku...
Kau guru yang hanya bisa diam membisu...
Namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...
Puisi Karya
Susiska Arum
APA KABAR PENDIDIKAN NEGERIKU
Sampai kini saya tidak tahu
Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?
Puisi Karya
Dian Hartati
PESAN DARI GURU
Dengan tertatih-tatih
Kau kayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kau sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak bawa mobil mewah
Tak bawa rupiah
Tapi aku punya cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah kau
Aku sangat menyanyangimu
Ini daerah terpencil
Tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tapi aku punya cinta
Cinta untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
TAK MAU JADI ORANG BODOH
Seorang anak kecil
Berjalan dengan kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki
Aku ini juga manusia
Yang punya nyawa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu
Tapi kau tak punya hati
Kau punya mata
Tapi tak melihat
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar
Kau punya segalanya
Tapi tak merasa
Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Aku beda dengan kau
Aku tak punya sepertimu
Tapi aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu
Aku ingin punya banyak ilmu
Aku adalah aku
Bukan kau
HARAPAN YANG KANDAS
Aku berjalan menyusuri jalan setapak,
Pada sebuah pemukiman
Tempat sejumlah anak bangsa
Berteduh dari rintikan air hujan
Mencoba menghindar dari terik panasnya matahari
Tempat yang sering mereka sebut 'Rumah'
Saat aku berjalan,
Ku lihat anak bangsa
Dengan seragam kumuh yang dikena
Tanpa alas kaki yang melindungi
Membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
Tapi semangatnya menuntut ilmu,
Seperti api yang menyala-nyala
Dan takkan pernah padam
Aku kembali berjalan,
Sesaat ku dengar rintihan anak bangsa
"Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya impian, harapan dan masa depan," rintihnya.
Tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa
Pemimpinku, Pemerintahku,
Apa kalian tak melihat?
Kesusahan menyelimuti anak bangsa
Apa kalian juga tak mendengar?
Rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
Apa mungkin kalian terlalu sibuk?
Terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian
Atau mungkin kalian lupa?
Tiap kali janji manis kau ucapkan
Di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan
Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara?
Anak bangsa bagian dari rakyat
Karena rakyat kalian memimpin
Karena rakyat kalian jadi pemimpin
Walau hanya satu suara dan satu kepercayaan dari tiap rakyat
Tak sadarkah kalian, 'satu' pun bermakna
Karena takkan ada 'seribu' tanpa 'satu'
Pemimpinku, Pemerintahku,
Tak sadarkah?
Rakyat telah pertaruhkan segalanya
Dari impian, harapan, hingga masa depan
Tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat pertaruhkan?
Hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi kenyataan
Aku hanya berharap
Suatu saat, negeri ini
Negeri yang kini padam
Kan kembali terang benderang
JANGAN MALAS MEMBACA
Sesobek kertas sudah diberikan
Seuntai tulisan pula berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Mengapa engkau diam saja?
Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
Sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
Ilmu maha luas sudah tertuliskan
Tapi sayang kau enggan membaca
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang
Sungguh dunia sudah bicara,
Kau mau tahu isiku?
Kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?
Malang beribu malang kau enggan membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah kini
Pengetahuan luas sudah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
BUKU
Buku …
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku …
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
Halaman demi halaman
Lembar demi lembar
Kubaca dengan serius
Hingga aku lupa waktu
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku
Puisi Karya
Erni Ristyanti
GURUKU PAHLAWANKU
Sinar pagi yang cerah..
Membuat aku bergegas untuk berangkat sekolah
Sungguh senang hari ini
Demi mendapat ilmu
aku rela berjalan kaki
untuk meraih suksesku
Gurulah yang memberiku ilmu
Gurulah yang menyemangatiku
Gurulah yang membimbingku
Tanpa ilmu aku takkan sukses
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
Terima kasih guru
Kaulah guru terhebat bagiku
kaulah pahlawanku
pahlawan tanpa tanda jasa
Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu
aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku
untuk mereka yang membutuhkanku
Guru jasamu akan selalu kukenang
Puisi Karya
Cindy Agustin
IBU GURUKU TERSAYANG
Ibu Guru …
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung
Ibu Guru …
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru …
Terima kasih atas semua jasamu
Aku sayang padamu
Seperti kau menyayangiku
PAHLAWAN PENDIDIKAN
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Sumber: http://contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id/2015/09/10-contoh-puisi-pendidikan-terbaik.html
^_^ Blog Karya Sastra Bermanfaat ^_^
Sumber: http://contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id/2015/09/10-contoh-puisi-pendidikan-terbaik.html
^_^ Blog Karya Sastra Bermanfaat ^_^
BUKU
Kau tempatku menabur ilmu...
Kau jendela di hidupku...
Kau tempatku goreskan jutaan pena...
Namun, terkadang orang mengabaikannya...
Kau tertumpuk deraian debu...
Buku ...
Kau tempatku berbagi rasa....
Meski engkau hanya diam membisu...
Lembaran demi lembaran yang terisi...
Tertancap keindahan ilmu menawan...
Terselip kata demi kata...
Yang mengisi hari-harimu...
Buku...
Kau tempatku goreskan pena...
Goresan pena kini tertancap di badanmu...
Jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Kau tempatku lukiskan keindahan...
Kau tempatku berbagi kesakitan....
Buku...
Kau yang mengajariku arti kehidupan...
Tiada pantas hidup ini kulewati...
Tanpa engkau di sisiku...
Kau guru yang hanya bisa diam membisu...
Namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...
Puisi Karya
Susiska Arum
APA KABAR PENDIDIKAN NEGERIKU
Sampai kini saya tidak tahu
Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?
Puisi Karya
Dian Hartati
PESAN DARI GURU
Dengan tertatih-tatih
Kau kayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kau sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak bawa mobil mewah
Tak bawa rupiah
Tapi aku punya cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah kau
Aku sangat menyanyangimu
Ini daerah terpencil
Tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tapi aku punya cinta
Cinta untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
TAK MAU JADI ORANG BODOH
Seorang anak kecil
Berjalan dengan kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki
Aku ini juga manusia
Yang punya nyawa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu
Tapi kau tak punya hati
Kau punya mata
Tapi tak melihat
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar
Kau punya segalanya
Tapi tak merasa
Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Aku beda dengan kau
Aku tak punya sepertimu
Tapi aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu
Aku ingin punya banyak ilmu
Aku adalah aku
Bukan kau
HARAPAN YANG KANDAS
Aku berjalan menyusuri jalan setapak,
Pada sebuah pemukiman
Tempat sejumlah anak bangsa
Berteduh dari rintikan air hujan
Mencoba menghindar dari terik panasnya matahari
Tempat yang sering mereka sebut 'Rumah'
Saat aku berjalan,
Ku lihat anak bangsa
Dengan seragam kumuh yang dikena
Tanpa alas kaki yang melindungi
Membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
Tapi semangatnya menuntut ilmu,
Seperti api yang menyala-nyala
Dan takkan pernah padam
Aku kembali berjalan,
Sesaat ku dengar rintihan anak bangsa
"Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya impian, harapan dan masa depan," rintihnya.
Tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa
Pemimpinku, Pemerintahku,
Apa kalian tak melihat?
Kesusahan menyelimuti anak bangsa
Apa kalian juga tak mendengar?
Rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
Apa mungkin kalian terlalu sibuk?
Terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian
Atau mungkin kalian lupa?
Tiap kali janji manis kau ucapkan
Di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan
Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara?
Anak bangsa bagian dari rakyat
Karena rakyat kalian memimpin
Karena rakyat kalian jadi pemimpin
Walau hanya satu suara dan satu kepercayaan dari tiap rakyat
Tak sadarkah kalian, 'satu' pun bermakna
Karena takkan ada 'seribu' tanpa 'satu'
Pemimpinku, Pemerintahku,
Tak sadarkah?
Rakyat telah pertaruhkan segalanya
Dari impian, harapan, hingga masa depan
Tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat pertaruhkan?
Hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi kenyataan
Aku hanya berharap
Suatu saat, negeri ini
Negeri yang kini padam
Kan kembali terang benderang
JANGAN MALAS MEMBACA
Sesobek kertas sudah diberikan
Seuntai tulisan pula berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Mengapa engkau diam saja?
Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
Sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
Ilmu maha luas sudah tertuliskan
Tapi sayang kau enggan membaca
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang
Sungguh dunia sudah bicara,
Kau mau tahu isiku?
Kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?
Malang beribu malang kau enggan membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah kini
Pengetahuan luas sudah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
BUKU
Buku …
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku …
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
Halaman demi halaman
Lembar demi lembar
Kubaca dengan serius
Hingga aku lupa waktu
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku
Puisi Karya
Erni Ristyanti
GURUKU PAHLAWANKU
Sinar pagi yang cerah..
Membuat aku bergegas untuk berangkat sekolah
Sungguh senang hari ini
Demi mendapat ilmu
aku rela berjalan kaki
untuk meraih suksesku
Gurulah yang memberiku ilmu
Gurulah yang menyemangatiku
Gurulah yang membimbingku
Tanpa ilmu aku takkan sukses
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
Terima kasih guru
Kaulah guru terhebat bagiku
kaulah pahlawanku
pahlawan tanpa tanda jasa
Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu
aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku
untuk mereka yang membutuhkanku
Guru jasamu akan selalu kukenang
Puisi Karya
Cindy Agustin
IBU GURUKU TERSAYANG
Ibu Guru …
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung
Ibu Guru …
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru …
Terima kasih atas semua jasamu
Aku sayang padamu
Seperti kau menyayangiku
PAHLAWAN PENDIDIKAN
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Sumber: http://contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id/2015/09/10-contoh-puisi-pendidikan-terbaik.html
^_^ Blog Karya Sastra Bermanfaat ^_^
Sumber: http://contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id/2015/09/10-contoh-puisi-pendidikan-terbaik.html
^_^ Blog Karya Sastra Bermanfaat ^_^
Jumat, 08 April 2016
puisi tentang pendidikan
Puisi Pendidikan - Pendidikan merupakan hal terinti dalam
kehidupan manusia, bak lembaran-lembaran pedoman yang secara ideal
digunakan sebagai tolak ukur perkembangan zaman. Para filsuf dunia acap
kali mendeskripsikan pendidikan sebagai urat nadi peradaban, sendi-sendi
sejarah, inti dari berbagai teori penciptaan. Berbagai elemen-elemen
dalam pendidikan kemudian berubah menjadi suatu keharusan, untuk
diceritersksn, untuk dideskripsikan, sehingga media kemudian berubah
menjadi salah satu alat terampuh memperkenalkan elemen-elemen tersebut
kepada khalayak. Baik cetak maupun elektronik. Sebut saja drama-drama
bertema pendidikan yang saat ini merajalela, ceritera bergambar, bahkan
salah satu media kontemporer yang terhitung paling sering digunakan
adalah melalui karya sastra, seperti puisi dan cerita pendek. Puisi Pendidikan
dikategorikan sebagai cara terampuh untuk memperkenalkan berbagai aspek
yang terdapat dalam pendidikan, karena selain kelugasannya, pemilihan
bahasa dayunya-pun menjadi daya tarik tersendiri.
Puisi Pendidikan |
KUMPULAN PUISI PENDIDIKAN TERBARU 2016
PENOLONG DALAM KEGELAPAN (GURU)
Oleh Muhammad Hafiz Nur
Sosok yang tanpa mengenal lelah .
Sosok yang menindas perlakuan kasar yang dilontarkan siswa-siswi kepadanya .
Sosok yang berlangkah tegap dan tegas walaupun kening dan pipi mereka sudah mulai memancarkan kekusutan dari raut wajahnya .
Wahai guruku ..
Kau telah memberi warna pelangi didalam kehidupan kami.
7 warna yang telah berkumpul menjadi satu paduan .
7 kesempurnaan yang telah kau berikan untuk bekal kami kelak dimasa yang akan datangy
.
Kau mengajarkan yang Awal mulanya kami tidak mengenal huruf abjad sampai kami bisa menjadi orang-orang yang kalian harapkan , orang-orang yang sukses dan orang-orang yang telah menyandang gelar terhormat seperti kalian bahkan akan lebih dari pada itu .
Guru ..
Maafkan kami yang telah berbuat kesalahan kepada kalian .
Dari hal yang sekecil debu yang tak terlihat bahkan sampai kesalahan yang besar yang bisa terlihat dengan mata kasar .
Tak banyak serumpun do'a yang kami panjatkan .
Semoga kalian guru-guru kami tetap sabar dalam membina dan mendidik kami dan menjadi lah PAHLAWAN tanpa tanda jasa dan mengajar tanpa mengenal kata LELAH .
Kami sayang kalian bapak dan ibu guru kami yang tercinta .
Oleh Muhammad Hafiz Nur
Sosok yang tanpa mengenal lelah .
Sosok yang menindas perlakuan kasar yang dilontarkan siswa-siswi kepadanya .
Sosok yang berlangkah tegap dan tegas walaupun kening dan pipi mereka sudah mulai memancarkan kekusutan dari raut wajahnya .
Wahai guruku ..
Kau telah memberi warna pelangi didalam kehidupan kami.
7 warna yang telah berkumpul menjadi satu paduan .
7 kesempurnaan yang telah kau berikan untuk bekal kami kelak dimasa yang akan datangy
.
Kau mengajarkan yang Awal mulanya kami tidak mengenal huruf abjad sampai kami bisa menjadi orang-orang yang kalian harapkan , orang-orang yang sukses dan orang-orang yang telah menyandang gelar terhormat seperti kalian bahkan akan lebih dari pada itu .
Guru ..
Maafkan kami yang telah berbuat kesalahan kepada kalian .
Dari hal yang sekecil debu yang tak terlihat bahkan sampai kesalahan yang besar yang bisa terlihat dengan mata kasar .
Tak banyak serumpun do'a yang kami panjatkan .
Semoga kalian guru-guru kami tetap sabar dalam membina dan mendidik kami dan menjadi lah PAHLAWAN tanpa tanda jasa dan mengajar tanpa mengenal kata LELAH .
Kami sayang kalian bapak dan ibu guru kami yang tercinta .
TERIMAKASIH GURU
Oleh Wahyu Aditya
Guru..
Diam-diam aku memperhatikanmu
Ku lihat serius dalam anganmu
Memberi ajaran benarmu
Guru..
Aku belajar darimu
Yang belum pernah kau ajarkan padaku
Yaitu satu semangat darimu
Bahwa benar ilmu cerahkan kegelapanku
Guru..
Aku mengidolakanmu
Dari jasa tanpa pamrihmu..
Terima kasih Guru..
Oleh Wahyu Aditya
Guru..
Diam-diam aku memperhatikanmu
Ku lihat serius dalam anganmu
Memberi ajaran benarmu
Guru..
Aku belajar darimu
Yang belum pernah kau ajarkan padaku
Yaitu satu semangat darimu
Bahwa benar ilmu cerahkan kegelapanku
Guru..
Aku mengidolakanmu
Dari jasa tanpa pamrihmu..
Terima kasih Guru..
BUKU
Oleh Erni Ristyanti
Buku ...
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku ...
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
Halaman demi halaman
Lembar demi lembar
Kubaca dengan serius
Hingga aku lupa waktu
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku
Oleh Erni Ristyanti
Buku ...
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku ...
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
Halaman demi halaman
Lembar demi lembar
Kubaca dengan serius
Hingga aku lupa waktu
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku
WAKTU YANG KUSESALI
Oleh Robiatul Adawiyah
Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa
Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu
Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada
Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu
Oleh Robiatul Adawiyah
Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa
Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu
Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada
Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu
IBU GURUKU TERSAYANG
Oleh Anggie Rulistiyani
Ibu Guru ...
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung
Ibu Guru ...
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru ...
Terima kasih atas semua jasamu
Aku sayang padamu
Seperti kau menyayangiku
Oleh Anggie Rulistiyani
Ibu Guru ...
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung
Ibu Guru ...
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru ...
Terima kasih atas semua jasamu
Aku sayang padamu
Seperti kau menyayangiku
GURUKU PAHLAWANKU
Oleh Cindy Agustin
Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,
Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,
Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku
Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
,
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bgiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tnda jasa
Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu , aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku , untuk mereka yang membutuhkanku,
Guru jasa mu akan selalu kukenang,
Oleh Cindy Agustin
Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,
Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,
Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku
Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
,
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bgiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tnda jasa
Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu , aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku , untuk mereka yang membutuhkanku,
Guru jasa mu akan selalu kukenang,
Menjadi terdidik serinsg-kali berarti menjadi individu yang mampu
mengolah aspek-aspek remeh untuk menggambarkan makna yang terdapat
dibaliknya, sama halnya dengan pendidikan, mempelari pendidikan tidak
melulu dengan diam didalam kelas, karena sebenarnya setiap dahan yang
terhempas dari tangkainya adalah cara Tuhna mendidik manusia. Semoga Puisi Pendidikan di atas menjadi salah satu bahan yang menarik untuk mempelajari khakikat pendidikan.
puisi tentang islam
uisi Islami - Sudah menjadi
tradisi jika di beberapa hari besar umat islam diadakan perayaan islami,
seperti mauled nabi, nuzulul qur’an dan lain sebagainya. Dalam perayaan
tersebut, ada banyak acara-acara yang tentunya dikemas secara islami
untuk memeriahkannya, meskipun agenda utamanya adalah tausiah atau
ceramah dari ustadz terkemuka. Sebagai acara hiburan, yang paling sering
diselenggerakan adalah pembacaan puisi. Puisi-puisi yang dibacakan adalah puisi yang bertema islami, sehingga cocok dengan acara yang sedang diadakan. Puisi islam
memang banyak ditulis oleh penyair muslim, kita-pun bisa menemukannya
sudah tersaji dalam bentuk arya kompilasi yang sudah dibukukan.
Saat ini, menemukan puisi islam terbilang cukup mudah. Kita hanya perlu memaksimalkan koneksi Internet kita, di sana tersedia ribuan bahkan ratusan ribu puisi islam yang ditulis oleh berbagai penulis dari berbagai penjuru dunia. Beberapa diantaranya telah kami kumpulkan, dan sajikan dalam bentuk artikel singkat berjudul puisi islam di bawah ini. Selamat menikmati :
Puisi Islam di atas khusus kami sajikan untuk anda, agar anda semua semakin bisa bernafas secara islami, berpikir secara islami dan bertingkah laku layaknya kaum muslim yang taat kepada Tuhannya. Semoga puisi islami di atas bermanfaat untuk anda semua dan bisa digunakan sesuai dengan acara yangs edang menanti anda. Terimakasih.
Saat ini, menemukan puisi islam terbilang cukup mudah. Kita hanya perlu memaksimalkan koneksi Internet kita, di sana tersedia ribuan bahkan ratusan ribu puisi islam yang ditulis oleh berbagai penulis dari berbagai penjuru dunia. Beberapa diantaranya telah kami kumpulkan, dan sajikan dalam bentuk artikel singkat berjudul puisi islam di bawah ini. Selamat menikmati :
TEMPAT YANG HANYA MILIK-MU
Oleh Irfa Erfianah
Bukan kepalsuan yang ku mau
Bukan kesemuan yang ku butuhkan
Hanya sebuah tempat
Yang bisa terima hinanya aku
Ku temukan itu di Sisi-Mu
Terlihat dalam Agung NamaMu
Tempat terindah yang hanya Milik-Mu
Tempat terindah yang hanya di SisiMu
Tempat yang bisa terima kotornya aku
Yang beri bahagia dalam ketenangan
Sungguh kepalsuan tiada padanya
Kesemuan pun mustahil ada padanya
Wahai Dzat Penggenggam Jiwa
Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati
MerinduMu dalam lembar penghambaan
Berharap diterima di tempat yang hanya MilikMu.
WANITA SHALEHA
Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah
Senyumnya..
Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya
Dihiasi dengan wajah yang berseri
Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya
Rambut yang terbalut indah oleh hijabny
Tangan yang cantik karena pacarnya
Berjalan dengan tertunduk....
Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya
Kitab....
Tergenggam erat di tangannya
Bukti wanita cerdas
Yaang mampu memilih keputusan
Dengan baik di sertai senyum
Indah...
Kata yang pantas untuknya
Bukti kebaikan pribadinya
Wanita yang baik akhlaknya
Kelembutan yang membuatnya mempunyai banyak teman
Akhlak yang membuatnya merasa tentram
Hijab yang membuatnya merasa terjaga
Agama yang membuatnya di cintai
Dialah wanita saleha
ISLAM PALESTINA
Oleh Pauz
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam melayang
Telan pahit kehidupan
Lelah akan momok tembakan
Seakan kebal dengan tuntutan pengorbanan
Aku bangsamu
Beda nasib, beda tempat
Bersama kekurangan yang menghambat
Nyaliku ingin pula menahan ledakanmu
Nyawaku tak sabar mati sahit bersamamu
Namun sa’at ini hanya do’a yang temani jihatmu
Palestina, islam terancam
Indonesia, islam berang
Yahudi harus di musnahkan
THANK YOU ALLAH
Oleh Nurul Rizki Rahmania
Ya Allah . . ,
Atas segala nikmatmu,aku bersyukur kepadaMu . . .
Atas segala rahmatmu,aku berlindung kepadaMu . . .
Kau ajarkan aku tuk bersabar,atas musibah yang menimpa . . .
Ajarkan aku tuk slalu bersyukur atas apa yang ada . . ,
Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . .
Ya Allah . . ,
Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . .
Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . ,
Sehingga,kami tak mampu menghitungnya . . .
Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia
Yang tak terhingga yang telah Kau berikan kepada kami . . .
Ya Allah . . ,
Dengan otak,kami bisa berfikir
Dengan mata,kami melihat indahnya dunia . . .
Dengan hidung,kami menghirup udara segar . . .
Dengan mulut,aku bisa berbicara saat ini . . .
Dengan telinga,kami mendengar suara nan merdu . . .
Dengan tangan,kami melakukan banyak hal . . .
Dengan kaki,kami berjalan dan melangkah . . .
Ya Allah . . ,
Sungguh berlipat ganda nikmat yang telah kau berikan pada kami
Terutama,nikmat terbesar yang sejak dahulu ada
Yaitu nikmat Iman dan Islam
Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat
Thank You, Allah . . .
Perjuangan Dakwah
Oleh Aktif Muhammad Nurdin
Saat ku tersendat di jalan dakwah
Terasa berat mengemban amanah
Serasa pulang dari medan mu'tah
Yang berjuang sampai berdarah - darah
Kurenungi dengan akal sehatku
Inikah jalan yang mereka rindu
Yang Rasulullah bilang mereka sahabatku
Ku meratap luasnya langit
Berharap keluar dari dunia yang sempit
Dari dunia yang fana
Yang selalu tertimpa bencana
Mungkin inilah jalan yang harus kutempuh
Sebuah metafora jalan dakwah
Ku harus terus melakukannya tanpa keluh
Sampai ku berpijak di pelataran jannah
SEBELUM NYAWA TERLEPAS RAGA
Oleh Hartono "Jhon Witir"
Ketika tahta menguasai jiwa
Ketika mimpi tak beralas hati nurani
Tak peduli apa kata mereka
Bahkan Tuhan pun dianggap tiada
Saat logika berpikir nafas tak berakhir
Saat jiwa merasa menang tak kan ada lawan
Tak ada rasa takut akan hari kemudian
Karna rasa itu tlah tertutup bisikan syetan
Sadarlah wahai jiwa yang zolim
Kemenangan yang kau rasa sebenarnya adalah kekalahan
Surga yang kau rasa di dunia, sesungguhnya jalanmu ke neraka
Segeralah bersujud mohon ampunaNya
Sebelum nyawa terlepas dari raga
Tidak kah cukup bagimu tertulis berita
Kematian Fir'aun yang melegenda
Oleh Irfa Erfianah
Bukan kepalsuan yang ku mau
Bukan kesemuan yang ku butuhkan
Hanya sebuah tempat
Yang bisa terima hinanya aku
Ku temukan itu di Sisi-Mu
Terlihat dalam Agung NamaMu
Tempat terindah yang hanya Milik-Mu
Tempat terindah yang hanya di SisiMu
Tempat yang bisa terima kotornya aku
Yang beri bahagia dalam ketenangan
Sungguh kepalsuan tiada padanya
Kesemuan pun mustahil ada padanya
Wahai Dzat Penggenggam Jiwa
Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati
MerinduMu dalam lembar penghambaan
Berharap diterima di tempat yang hanya MilikMu.
WANITA SHALEHA
Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah
Senyumnya..
Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya
Dihiasi dengan wajah yang berseri
Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya
Rambut yang terbalut indah oleh hijabny
Tangan yang cantik karena pacarnya
Berjalan dengan tertunduk....
Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya
Kitab....
Tergenggam erat di tangannya
Bukti wanita cerdas
Yaang mampu memilih keputusan
Dengan baik di sertai senyum
Indah...
Kata yang pantas untuknya
Bukti kebaikan pribadinya
Wanita yang baik akhlaknya
Kelembutan yang membuatnya mempunyai banyak teman
Akhlak yang membuatnya merasa tentram
Hijab yang membuatnya merasa terjaga
Agama yang membuatnya di cintai
Dialah wanita saleha
ISLAM PALESTINA
Oleh Pauz
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam melayang
Telan pahit kehidupan
Lelah akan momok tembakan
Seakan kebal dengan tuntutan pengorbanan
Aku bangsamu
Beda nasib, beda tempat
Bersama kekurangan yang menghambat
Nyaliku ingin pula menahan ledakanmu
Nyawaku tak sabar mati sahit bersamamu
Namun sa’at ini hanya do’a yang temani jihatmu
Palestina, islam terancam
Indonesia, islam berang
Yahudi harus di musnahkan
THANK YOU ALLAH
Oleh Nurul Rizki Rahmania
Ya Allah . . ,
Atas segala nikmatmu,aku bersyukur kepadaMu . . .
Atas segala rahmatmu,aku berlindung kepadaMu . . .
Kau ajarkan aku tuk bersabar,atas musibah yang menimpa . . .
Ajarkan aku tuk slalu bersyukur atas apa yang ada . . ,
Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . .
Ya Allah . . ,
Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . .
Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . ,
Sehingga,kami tak mampu menghitungnya . . .
Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia
Yang tak terhingga yang telah Kau berikan kepada kami . . .
Ya Allah . . ,
Dengan otak,kami bisa berfikir
Dengan mata,kami melihat indahnya dunia . . .
Dengan hidung,kami menghirup udara segar . . .
Dengan mulut,aku bisa berbicara saat ini . . .
Dengan telinga,kami mendengar suara nan merdu . . .
Dengan tangan,kami melakukan banyak hal . . .
Dengan kaki,kami berjalan dan melangkah . . .
Ya Allah . . ,
Sungguh berlipat ganda nikmat yang telah kau berikan pada kami
Terutama,nikmat terbesar yang sejak dahulu ada
Yaitu nikmat Iman dan Islam
Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat
Thank You, Allah . . .
Perjuangan Dakwah
Oleh Aktif Muhammad Nurdin
Saat ku tersendat di jalan dakwah
Terasa berat mengemban amanah
Serasa pulang dari medan mu'tah
Yang berjuang sampai berdarah - darah
Kurenungi dengan akal sehatku
Inikah jalan yang mereka rindu
Yang Rasulullah bilang mereka sahabatku
Ku meratap luasnya langit
Berharap keluar dari dunia yang sempit
Dari dunia yang fana
Yang selalu tertimpa bencana
Mungkin inilah jalan yang harus kutempuh
Sebuah metafora jalan dakwah
Ku harus terus melakukannya tanpa keluh
Sampai ku berpijak di pelataran jannah
SEBELUM NYAWA TERLEPAS RAGA
Oleh Hartono "Jhon Witir"
Ketika tahta menguasai jiwa
Ketika mimpi tak beralas hati nurani
Tak peduli apa kata mereka
Bahkan Tuhan pun dianggap tiada
Saat logika berpikir nafas tak berakhir
Saat jiwa merasa menang tak kan ada lawan
Tak ada rasa takut akan hari kemudian
Karna rasa itu tlah tertutup bisikan syetan
Sadarlah wahai jiwa yang zolim
Kemenangan yang kau rasa sebenarnya adalah kekalahan
Surga yang kau rasa di dunia, sesungguhnya jalanmu ke neraka
Segeralah bersujud mohon ampunaNya
Sebelum nyawa terlepas dari raga
Tidak kah cukup bagimu tertulis berita
Kematian Fir'aun yang melegenda
Puisi Islam di atas khusus kami sajikan untuk anda, agar anda semua semakin bisa bernafas secara islami, berpikir secara islami dan bertingkah laku layaknya kaum muslim yang taat kepada Tuhannya. Semoga puisi islami di atas bermanfaat untuk anda semua dan bisa digunakan sesuai dengan acara yangs edang menanti anda. Terimakasih.
puisi tentang galau
Puisi Galau - Kata Galau memang sekarang lagi menjadi sebuah
trend dikalangan anak muda sekarang, entah ga tahu kenapa Kata Galau ini
di jadikan sebuah trend Orang yang sedang resah atau sedih,
sampai-sampai kata Galau ini dijadikan sebuah jargon oleh Provider
telekomunikasi dan menjadi banyak perbincangan di kalayak Maya.
Mungkin bagi anda yang sedang Galau alangkah lebih baiknya kegalauan
anda dituangkan dalam bentuk tulisan ataupun sebuah rangkaian Puisi yang
indah supaya Galau anda bisa bermanfaat bagi dunia kesenian Indonesia
ini.
Puisi Galau dibawah ini adalah Puisi Galau
kiriman dari Sahabat Loker Puisi yang senantiasa mengirimkan Sebuah
Puisinya, Okelah kita langsung saja untuk membaca Puisi Galau dibawah
ini.
Kumpulan Puisi Galau |
KERINDUAN YANG MEMBUNUHKU
Puisi Shofiyati
Nanti..
Apakah kau masih mengingat diriku,,,
Mengingat kenangan kita..
Aku tak tau..
Apakah benar kau pergii..
Aku tak percaya itu,,
Aku ingin kau tetap disini..
Bersama ku slalu..
Biarkan waktu berhenti saat qt berdua,,
Melewati hal yang indah,,
Tak menjadi kenangan,,
Tapi hal yang selalu aku jalani..
Bawalah kerinduan ini..
Tak mampu ku menahan mu..
Tapi...aku sadar..
Rindu ini membunuhku..........
Puisi Shofiyati
Nanti..
Apakah kau masih mengingat diriku,,,
Mengingat kenangan kita..
Aku tak tau..
Apakah benar kau pergii..
Aku tak percaya itu,,
Aku ingin kau tetap disini..
Bersama ku slalu..
Biarkan waktu berhenti saat qt berdua,,
Melewati hal yang indah,,
Tak menjadi kenangan,,
Tapi hal yang selalu aku jalani..
Bawalah kerinduan ini..
Tak mampu ku menahan mu..
Tapi...aku sadar..
Rindu ini membunuhku..........
SEPI MENGAKRABI SUNYI
Puisi Muhammad Zaini
Dikala subuh
kau dan aku berdiang pada api unggun
yang membara dalam dada
lambungkan hasrat pada titik puncak rasa
lirih tawa beradu desah bersama butiran peluh
lalu kau bisikkan kata yang tak dapat ku mengerti
Baru aku sadari
bahwa subuh telah ditelan pagi
rebah bayang memanjang termangu sendiri
awan kelabu mengendap tak mampu endus
kemana tawamu pergi
sampai kini menantimu
seperti sepi mengakrapi sunyi
AKU BUKAN DIA ATAU DIRINYA
Puisi Emy Puji Hastuti
Aku bukan seorang foto model,
Hanya hobby ku saja gemar foto…
Aku bukan seorang penyanyi atau vocalist band,
Suara ku juga fals namun suka bernyanyi…
Aku pun bukan seorang dancer,
Tapi aku sedikit bisa dan memang menyukai menari…
Tak banyak ku cipta puisi…
Namun itu semua cukup tuk mengisi hati teman-temanku yang sepi
Pernah ku coba tulis cerita
Namun karya tak jua ada
Saat ini aku hanyalah aku
Bukan dia atau dirinya…bahkan bukan pula sesosok yang kau damba
Tak puas ku terima smua yang darimu untuk ku
Bukan aku tak tau rasa syukur…
Bukan pula ku takabur…
Hanya saja aku tak tau Bagaimana cara menghapus memori masa lalumu
Dengan dia dan dirinya…atau dengan siapa saja
Yang membuatku terluka…
Puisi Emy Puji Hastuti
Aku bukan seorang foto model,
Hanya hobby ku saja gemar foto…
Aku bukan seorang penyanyi atau vocalist band,
Suara ku juga fals namun suka bernyanyi…
Aku pun bukan seorang dancer,
Tapi aku sedikit bisa dan memang menyukai menari…
Tak banyak ku cipta puisi…
Namun itu semua cukup tuk mengisi hati teman-temanku yang sepi
Pernah ku coba tulis cerita
Namun karya tak jua ada
Saat ini aku hanyalah aku
Bukan dia atau dirinya…bahkan bukan pula sesosok yang kau damba
Tak puas ku terima smua yang darimu untuk ku
Bukan aku tak tau rasa syukur…
Bukan pula ku takabur…
Hanya saja aku tak tau Bagaimana cara menghapus memori masa lalumu
Dengan dia dan dirinya…atau dengan siapa saja
Yang membuatku terluka…
PENJARA KESEDIHAN
Puisi Rian Aliyana
Wahai kekasihku,,
bisakah kau mendengarkan aku
walau kini tempat mu jauh berbeda
tak pernah terfikirkan dalam benakku
Aku rindu di dekatmu,,
kini engkau tiada
jauhlah hatiku kau letakan daalam samudra
kni tiada lagi bahagia yang aku rasa
kala hampa di temani duka,,
Tiada yang indah setelah engkau tiad
memukul sepiku, terusik jiwa ku
bebanlah semakin kian ku membisu
apa lah dalam benaku,,
Kau tak mungkin kembali di hadapanku
aku lemah,temanilah walau hanya sejenak
habiskan waktu untuk memikirkan kamu
semakin jauh semakin aku terluka
Ketika semua orang tersenyum dalam selimut bahagia
jatuhlah aku,air mata di pipiku
tiadaa yang menghapus tiada yang mengobati
engkau telah prgi, engkau telah mati
tinggalkan mulut yang terbungkam
penjara kesedihan
BAYANGAN MASA LALU
Puisi Uwenks_Maniez
Mesin waktu bergulir tiada henti
bayangan masa lalu kembali hadir menyapakuq..
membuatku tak bisa melihat dunia luas
bagaikan mata ini tertutup selendang hitam..
Masa lalu itu seperti bulan diatas kuburan
karna engkau telah berhasil melukai hatiku
lalu kau sembunyikan pisau itu
seolah kau hilngkan rasa bersalah
Kemana aku akan melangkah
akupun d'anggap darah yang beracun
hingga yang lainpun enggan mengusiknya
kemana lagi aku haruz mengadu
karna tak seorang pun yang menghiraukanku
Cintaku padamu begitu lembut
bagaikan embun dipagi hari
aku mencoba untuk berkaca
terbata...kaca lembut tak mampu
menggambarkan masa depanku
yang telah tenggelam oleh masa lalu cinta mu...
Puisi Uwenks_Maniez
Mesin waktu bergulir tiada henti
bayangan masa lalu kembali hadir menyapakuq..
membuatku tak bisa melihat dunia luas
bagaikan mata ini tertutup selendang hitam..
Masa lalu itu seperti bulan diatas kuburan
karna engkau telah berhasil melukai hatiku
lalu kau sembunyikan pisau itu
seolah kau hilngkan rasa bersalah
Kemana aku akan melangkah
akupun d'anggap darah yang beracun
hingga yang lainpun enggan mengusiknya
kemana lagi aku haruz mengadu
karna tak seorang pun yang menghiraukanku
Cintaku padamu begitu lembut
bagaikan embun dipagi hari
aku mencoba untuk berkaca
terbata...kaca lembut tak mampu
menggambarkan masa depanku
yang telah tenggelam oleh masa lalu cinta mu...
PERIH
Puisi Kanz
Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Ditengah malam syahdu nan pekat
Ku teringat pada mu, bayangmu
Selalu melintas di kelopak mataku
Ku coba untuk melupakanmu
Namun bayang mu, trus menghampiriku
Sunyiku kau tabur bunga rindu
Kau bagai angin yang sejukkan
Jiwa ragaku…
Namun kini, sia-sia sudah mahligai cintaku
Mimpi indah tiada lagi, sirna terbakar
Kayu arang abu…
Ku coba bertanya pada malam
Dia membisu
Angin berlalupun, tak memberikan
Jawaban,,
Hanya satu yang terucap
Mengapa aku mencintaimu…
Dan mengapa aku terlahir untuk terluka…
Ku sadar, cinta tak harus memiliki
Tapi ku tak bisa, ku tak rela
Mungkin ada yang lebih dariku….
Sampai datang masa pertemukan kita
Untuk kembali, atau terpisah selamanya…
Sungguh hina diriku
Mencintai orang yang tak mencintai ku
Dan takkan pernah menyayangiku..
Mengapa aku di pertemukan denganmu
Musim gugur dihatiku…
Seakan tumbuh bersemi
Titian cintaku pupus begitu saja
Tiadakah iba dihati mu…
Tiadakah rasa ntuk ku….
Kau berlalu menuju impian mu yang baru..
Rinduku sudah kau lara…
Sayang ku kini t’lah kau buang
Mungkinkah aku tercipta
Hanya untuk disakiti dan dihina???
Apakah ini suatu cobaan untukku??
Apakah ini suatu goresan hati yang luka??
Yang tak bisa sembuh
Walau penawar vdari mana pun…
Semoga kau bahagia
Tanpa sosok bayanganku…
Semoga Puisi diatas bisa menjadikan inspirasi anda untuk menuliskan sebuah Puisi Galau disaat kegalauan itu datang menghampiri anda dan Kami ucapkan banyak terimakasih atas Kunjungannya, LIKE atau SHARE apabila Puisi Galau diatas bermanfaat.
puisi tentang perpisahan
Puisi Perpisahan - Ada hitam ada putih, ada siang ada malam,
Tuhan mnciptakan semua hal berpasang-pasangan. Begitu pula dengan
pertemuan, tidak ada pertemuan yang tidak berakhir dengan perpisahan,
karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Perpisahan mungkin terdengar
menakutkan, tetapi sebenarnya perpisahan akan mengajarkan banyak hal
pada kita yang mengaaminya, bukan hanya tentang bagaimana menghargai
keberadaan sesuatu sebelum hal tersebut menghilang melainkan juga
tentang bagaimana menjadi dewasa. Perpisahan juga terjadi di sekolah,
jenjang pendidikan yang kita tempuh tentunya memiliki waktu tertentu,
pendidikan dasar enam tahun, pendidikan menengah enam tahun. Setiap
akhir tahun ajaran, pihak sekolah akan mengadakan acara perpisahan untuk
melepas anak didiknya. Selain sebagai ajang perpisahan dengan seluruh
penghuni sekolah, perpisahan di sekolah juga bertujuan untuk
menyemangati anak didik ketika memasuki jenjang pendidikan baru.
Di bawah ini ada beberapa puisi perpisahan yang akan sangat cocok jika disampaikan di acara perpisahan sekolah, karena selain bahasa yang digunakan mendayu, makna yang ditimbulkan-pun dijamin akan membuat kita semakin menghargai makna perpisahan tersebut. Berikut ini adalah Kumpulan Puisi Perpisahan yang bisa di rangkum untuk anda, Selamat menikmati
Di bawah ini ada beberapa puisi perpisahan yang akan sangat cocok jika disampaikan di acara perpisahan sekolah, karena selain bahasa yang digunakan mendayu, makna yang ditimbulkan-pun dijamin akan membuat kita semakin menghargai makna perpisahan tersebut. Berikut ini adalah Kumpulan Puisi Perpisahan yang bisa di rangkum untuk anda, Selamat menikmati
Kumpulan Puisi Perpisahan Terbaru - Update 2016 |
UNTUK PERPISAHAN
Oleh Miftahul Hanifah Qohar
Di bawah naungan langit biru dengan segala hiasannya yang indah tiada tara
Di atas hamparan bumi dengan segala lukisannya yang panjang terbentang
Masih kudapatkan dan kurasakan
Curahan rahmat dan berbagai ni'mat
Yang kerap Kau berikan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Pantaskah kumemohon diri
Tanpa setetes syukur di samudera rahmat-Mu
Di siang hari kulangkahkan kaki bersama ayunan langkah sahabatku
Di malah hari kupejamkan mata bersama orang-orang yang kucintai
Masih kudapatkan dan kurasakan
Keramaian suasana dan ketenangan jiwa
Tapi bila tiba waktu berpisah
Akankah kupergi seorang diri
Tanpa bayang-bayang mereka yang akan menemani
Ketika kulalui jalan-jalan yang berdebu yang selalu mengotori tubuhku
Ketika kuisi masa-masa yang ada dengan segala sesuatu yang tiada arti
Masih bisa kumenghibur diri
Tubuhku kan bersih dan esok kan lebih baik
Tanpa sebersit keraguan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Masih adakah kesempatan bagiku
Tuk membersihkan jiwa dan hatiku
Setiap kegagalan yang membawa kekecewaan
Setiap kenyataan yang menghadirkan penyesalan
Masih kudengar dan kurasakan
Suara-suara yang menghibur
Tuk menghapus setiap kecewa dan sesal
Tapi bila tiba waktu berpisah
Adakah yang akan menghiburku
Akankah aku pergi tanpa kekecewaan dan penyesalan
Oleh Miftahul Hanifah Qohar
Di bawah naungan langit biru dengan segala hiasannya yang indah tiada tara
Di atas hamparan bumi dengan segala lukisannya yang panjang terbentang
Masih kudapatkan dan kurasakan
Curahan rahmat dan berbagai ni'mat
Yang kerap Kau berikan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Pantaskah kumemohon diri
Tanpa setetes syukur di samudera rahmat-Mu
Di siang hari kulangkahkan kaki bersama ayunan langkah sahabatku
Di malah hari kupejamkan mata bersama orang-orang yang kucintai
Masih kudapatkan dan kurasakan
Keramaian suasana dan ketenangan jiwa
Tapi bila tiba waktu berpisah
Akankah kupergi seorang diri
Tanpa bayang-bayang mereka yang akan menemani
Ketika kulalui jalan-jalan yang berdebu yang selalu mengotori tubuhku
Ketika kuisi masa-masa yang ada dengan segala sesuatu yang tiada arti
Masih bisa kumenghibur diri
Tubuhku kan bersih dan esok kan lebih baik
Tanpa sebersit keraguan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Masih adakah kesempatan bagiku
Tuk membersihkan jiwa dan hatiku
Setiap kegagalan yang membawa kekecewaan
Setiap kenyataan yang menghadirkan penyesalan
Masih kudengar dan kurasakan
Suara-suara yang menghibur
Tuk menghapus setiap kecewa dan sesal
Tapi bila tiba waktu berpisah
Adakah yang akan menghiburku
Akankah aku pergi tanpa kekecewaan dan penyesalan
PERPISAHAN SAHABAT
Oleh Kharidah Is'ad
Sesunyi malam yang bertabur bintang
Seindah alunan gitar yang kau mainkan
Semua kenangan ini takkan pernah kulupakan
Saat kita tertawa bersama
Suka duka telah kita lewati
Aku sangat bahagia telah mengenalmu
Kau selalu mengerti perasaanku
Aku ingin selalu bersamamu
Namun, waktu berkata lain
Kau pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya
Tangisku mengiringi kepergianmu
Andai aku tahu kapan saat kau pergi
Aku akan menghabiskan waktu terakhirku bersamamu
Sahabat…
Aku akan selalu merindukanmu
Selamat jalan sahabatku
Oleh Kharidah Is'ad
Sesunyi malam yang bertabur bintang
Seindah alunan gitar yang kau mainkan
Semua kenangan ini takkan pernah kulupakan
Saat kita tertawa bersama
Suka duka telah kita lewati
Aku sangat bahagia telah mengenalmu
Kau selalu mengerti perasaanku
Aku ingin selalu bersamamu
Namun, waktu berkata lain
Kau pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya
Tangisku mengiringi kepergianmu
Andai aku tahu kapan saat kau pergi
Aku akan menghabiskan waktu terakhirku bersamamu
Sahabat…
Aku akan selalu merindukanmu
Selamat jalan sahabatku
PERPISAHAN
Oleh Rizky Gana Sentika
Hari demi hari berlalu
Dan bulan demi bulan pun berlalu
Sebentar lagi kau akan pergi ,
Pergi meninggalkan aku
Terpaksa kau pergi
Karena suatu keadaan,
Keadaan yang harus
Memisahkan kita berdua
Walau kau jauh disana
Aku mohon kenanglah
Kenangan-kenangan
Saat kita selalu bersama dulu
Kini canda tawamu
Telah tiada ,yang ada hanya
Goresan luka di hatiku
Karena kau sudah tak di sampingku
Oleh Rizky Gana Sentika
Hari demi hari berlalu
Dan bulan demi bulan pun berlalu
Sebentar lagi kau akan pergi ,
Pergi meninggalkan aku
Terpaksa kau pergi
Karena suatu keadaan,
Keadaan yang harus
Memisahkan kita berdua
Walau kau jauh disana
Aku mohon kenanglah
Kenangan-kenangan
Saat kita selalu bersama dulu
Kini canda tawamu
Telah tiada ,yang ada hanya
Goresan luka di hatiku
Karena kau sudah tak di sampingku
SELAMAT TINGGAL
Oleh Siti Nurningsih
Detik-detik waktu mulai berkata
Tik! Tik! Tik!
Bertanda ku akan menghilang
Pelukan erat mulai menyapa
Tangisan haru mulai meraung
Kata-kata perpisahan mulai terucap
Kata-kata cinta mulai terdengar
Ku percepat langkah kakiku
Untuk menyusuri ibuku
Sedangkan mereka masih di sini
Lambaian tangan mulai terangkat
Ku langkahkan kaki ku
Tuk terakhir di Selat
Wajah menatap dengan duka
Senyum manis mulai hilang
Janji-janji suci mulai berkata
Akankah aku akan kembali tuk mereka?
Tidak! Tidak!
Benih-benih cinta kan selalu tersimpan dihati
Sayang,
Selamat tinggal
Kawan!
Selamat tinggal
Selamat tinggal semuanya
Oleh Siti Nurningsih
Detik-detik waktu mulai berkata
Tik! Tik! Tik!
Bertanda ku akan menghilang
Pelukan erat mulai menyapa
Tangisan haru mulai meraung
Kata-kata perpisahan mulai terucap
Kata-kata cinta mulai terdengar
Ku percepat langkah kakiku
Untuk menyusuri ibuku
Sedangkan mereka masih di sini
Lambaian tangan mulai terangkat
Ku langkahkan kaki ku
Tuk terakhir di Selat
Wajah menatap dengan duka
Senyum manis mulai hilang
Janji-janji suci mulai berkata
Akankah aku akan kembali tuk mereka?
Tidak! Tidak!
Benih-benih cinta kan selalu tersimpan dihati
Sayang,
Selamat tinggal
Kawan!
Selamat tinggal
Selamat tinggal semuanya
BERPULANG
Oleh Arina Listiyaningrum
Jalan yang kulalui begitu gelap
Titik demi titik cahaya kian menghilang
Semangatku dan kekuatanku telah redup
Langkahku terhenti
Aku terjatuh
Gapailah tanganku nak
Raihlah kembali semangatku
Jangan biarkan ia terpendam oleh keputus asaan
Galilah nak
Temukan kembali kekuatanku
Jangan biarkan aku lemah dengan penderitaan
Kemudian
Lepaskan dan terbangkanlah semangat dan kekuatan itu
Biarkan angin menguraikannya ke udara
Dan menghembuskannya pada anak cucuku
Aku mundur
Aku dan usiaku
Waktu telah melenyapkannya
Kini saatnya aku akan berpulang
Oleh Arina Listiyaningrum
Jalan yang kulalui begitu gelap
Titik demi titik cahaya kian menghilang
Semangatku dan kekuatanku telah redup
Langkahku terhenti
Aku terjatuh
Gapailah tanganku nak
Raihlah kembali semangatku
Jangan biarkan ia terpendam oleh keputus asaan
Galilah nak
Temukan kembali kekuatanku
Jangan biarkan aku lemah dengan penderitaan
Kemudian
Lepaskan dan terbangkanlah semangat dan kekuatan itu
Biarkan angin menguraikannya ke udara
Dan menghembuskannya pada anak cucuku
Aku mundur
Aku dan usiaku
Waktu telah melenyapkannya
Kini saatnya aku akan berpulang
CORETAN TERAKHIR KEPADA KAWAN
Oleh Nadya Nur Oktaviani
Ketika sore mulai ranum
Angin petang menyentuh kulit
Apa kau kira desau angin itu seperti biasanya ?
Kali ini tidak
Bukankah esok lusa kita akan beranjak dari sini !
Meninggalkan semua memori
Senyummu indah kawan, tapi bagiku tidak
Ini adalah selamat berpisah yang tak terucap
Harusnya aku tega melepas semua tentang kita
Namun cobalah sekali lagi iringi kepergianku tanpa lelah doa
Sorepun beranjak malam
Sunyinya menusuk hati
Aku sedang teringat
Tepatnya mengingat kebersamaan yang panjang
Melewati masa demi masa
Melewati hari demi hari
Kita tak sedang beringus atau menangis tanpa sebab dipojok kelas
Kita juga tak sedang kesal atau menggerutu
Karena bapak dan ibu guru tak memahami kita
Aku menggigil di pucuk malam
Aku ingat betul kita pernah
Tertawa, menangis, gelisah dan terluka bersama
Ayo kawan kita lekas berkemas
Malam tak selamanya menjaga kita dari matahari pagi
Siang adalah bayangan nyata
Kenyataan yang tak mampu kita hindari
Bahwa hari ini kita mulai berjalan sendiri
Selamat jalan kawan....Selamat jalan
Oleh Nadya Nur Oktaviani
Ketika sore mulai ranum
Angin petang menyentuh kulit
Apa kau kira desau angin itu seperti biasanya ?
Kali ini tidak
Bukankah esok lusa kita akan beranjak dari sini !
Meninggalkan semua memori
Senyummu indah kawan, tapi bagiku tidak
Ini adalah selamat berpisah yang tak terucap
Harusnya aku tega melepas semua tentang kita
Namun cobalah sekali lagi iringi kepergianku tanpa lelah doa
Sorepun beranjak malam
Sunyinya menusuk hati
Aku sedang teringat
Tepatnya mengingat kebersamaan yang panjang
Melewati masa demi masa
Melewati hari demi hari
Kita tak sedang beringus atau menangis tanpa sebab dipojok kelas
Kita juga tak sedang kesal atau menggerutu
Karena bapak dan ibu guru tak memahami kita
Aku menggigil di pucuk malam
Aku ingat betul kita pernah
Tertawa, menangis, gelisah dan terluka bersama
Ayo kawan kita lekas berkemas
Malam tak selamanya menjaga kita dari matahari pagi
Siang adalah bayangan nyata
Kenyataan yang tak mampu kita hindari
Bahwa hari ini kita mulai berjalan sendiri
Selamat jalan kawan....Selamat jalan
SEPENGGAL KATA TERAKHIRKU
Oleh Siti Nurhidayah
Kasih…
Maaf jika kini kutak lagi bisa menjagamu
Bukan ku tak sayang
Bukan ku membencimu
Tapi…
Jalan kita berbeda
Langkah kita tak sejalan
Kenanglah aku kasih
Kenang aku sebagai
Kekasih terindahmu
Sebagai bintang hati yang pernah kau miliki
Jangan menangis
Karna tangisanmu hanya akan memberatkan langkahku
Oleh Siti Nurhidayah
Kasih…
Maaf jika kini kutak lagi bisa menjagamu
Bukan ku tak sayang
Bukan ku membencimu
Tapi…
Jalan kita berbeda
Langkah kita tak sejalan
Kenanglah aku kasih
Kenang aku sebagai
Kekasih terindahmu
Sebagai bintang hati yang pernah kau miliki
Jangan menangis
Karna tangisanmu hanya akan memberatkan langkahku
PERPISAHAN
Oleh Ali
Mata yang berkaca-kaca...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan,
kenangan indah yang tlah kita lalui
Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan
rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi disana
Namun ketahuilah kasih.....
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana
Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah... cobalah tuk mengerti dan memahami
ambillah hikmat dari semua ini
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon...
Yakin dan percayalah semua ini kan ada hikmat nya
Ketahuilah kasihku,
aku tak akan lupa dan tak akan perrnah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita
Kenanglah kasih.......
Semua ini adalah hal perpisahan yang terabadi
True love does not need to have
Oleh Ali
Mata yang berkaca-kaca...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan,
kenangan indah yang tlah kita lalui
Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan
rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi disana
Namun ketahuilah kasih.....
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana
Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah... cobalah tuk mengerti dan memahami
ambillah hikmat dari semua ini
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon...
Yakin dan percayalah semua ini kan ada hikmat nya
Ketahuilah kasihku,
aku tak akan lupa dan tak akan perrnah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita
Kenanglah kasih.......
Semua ini adalah hal perpisahan yang terabadi
True love does not need to have
Yang harus diingat adalah perpisahan bukan akhir segalanya, mungkin memang tidak ada pertemuan yang abadi tetapi bahkan perpisahan-pun akan menemui akhir. Semoga artikel tentang puisi perpisahan di atas mampu mengajarkan kita makna dibalik sebuah perpisahan. Jangan lupa SHARE dan LIKE untuk membagikan manfaat yang anda rasakan.
Langganan:
Postingan (Atom)